Di era digital ini, media sosial dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai alat untuk menyuarakan pendapat dan menciptakan kesadaran, seperti salah satu konflik yang belum selesai sampai hari ini antara Palestina dan Israel.
Dengan kehadiran buku
yang berjudul "Julid Fi Sabilillah" karya Erlangga Greschinov ini,
telah berkontribusi banyak atas mendukung hak-hak rakyat Pelestina yang
dirampas oleh Israel. Selain itu, warga Palestina juga mendapatkan diskriminasi
dan pemindahan secara paksa, sehingga perlakuan Israel tidak berkemanusiaan. Gerakan
yang disebut Julid Fi Sabillah mempunyai tujuan yang mulia, yaitu memenangkan
narasi Palestina di media sosial.
Dalam kegiatan bedah buku
Julid Fi Sabilillah yang bertajuk “Dari Sejarah Palestina hingga Perjuangan
Netizen di Jagat Maya” dilaksanakan Penerbit Rene Book secara online (via zoom
meeting), dihadiri oleh Erlangga Greschinov sebagai penulis sekaligus Komandan
Julid Fi Sabillah dan Muhammad Husein Gaza selaku pengulas sekaligus aktivis
kemanusiaan serta pembebasan Baitul Maqdis, pada Minggu (14/07/24) malam.
Menurut Erlangga
Greschinov, Kekerasan yang terus menerus terjadi di Palestina, tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Peristiwa ini menjadi tanggung jawab bersama sebagai
manusia yang peduli harus berani berdiri dan menyuarakan ketidakadilan
tersebut.
Di lain sisi, kenapa
peduli terhadap Palestina? Pertama, kemanusiaan. Kedua, nasionalisme. Ketiga,
agama. Tidak hanya berbicara tentanng politik saja, tapi tiga hal itu tentang
kehidupan. yang menjadi hak setiap individu untuk hidup dengan damai.
Oleh karena itu, melalui
media sosial dapat membagikan informasi yang akurat, mendukung kampanye
solidaritas, dan mengedukasi orang lain tentang realitas yang terjadi di
lapangan. Dengan bersatu dan berbagi informasi juga dapat menciptakan perubahan
dan mendorong dunia untuk lebih peduli.
Selanjutnya, Muhammad
Husein Gaza, menyampaikan bahwa surah-surah yang membicarakan Baitul Maqdis
atau Palestina banyak sekali, salah satunya surah Maryam. Perlu diketahui,
Maryam adalah seorang muslimah yang sangat suci dengan dikaruniai anak oleh
Allah SWT tanpa ayah.
Dalam surah Maryam, kita
dapat mengambil dua (2) nilai yang terkandung. disaat Maryam diperintahkan-Nya
untuk menggerakan pohon kurma agar jatuh buahnya (Maryam baru saja melahirkan
seorang anak). Pertama, selemah apapun kondisi kalian tetaplah bergerak atau
berjuang. Kedua, melakukannya anti mainstream.