Janji Manis Pemerintah Kota Banjarmasin kepada SDN Basirih 10 Tidak Ditepati

Potret para guru dan siswa SDN Basirih 10 melaksanakan kegiatan upacara bendera di halaman sekolahnya. [radarbanjarmasin.jawapost.com]

Di sebuah pelosok yang dekat dengan kota, terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang berdiri teguh meski berada dalam kondisi yang penuh tantangan. Sekolah bernama SDN Basirih 10 ini berada di daerah yang akses jalannya hanya bisa dilalui melalui jalur air. Meskipun demikian, semangat belajar para siswa di sekolah ini tidak pernah surut.

Kemudian, kondisi fisik sekolahnya jauh dari ideal seperti halaman sekolah sering kali dipenuhi tanah berair (becek), sehingga halamannya menjadi berlumpur. Kondisi tersebut, membuat pakaian siswa kotor dengan kegiatan upacara bendera atau olahraga.

Pendidikan adalah hak setiap anak, di mana pun mereka berada. Sekolah ini adalah simbol dari keteguhan semangat dalam menghadapi keterbatasan. Tetapi, agar mimpi mereka bisa terwujud, dukungan dan perhatian dari semua pihak sangat diperlukan. Dengan perbaikan akses, teknologi, dan infrastruktur, diharapkan para guru dan siswa di sekolah bisa merasakan pendidikan yang lebih baik dan setara dengan anak-anak di kota besar.

Potret Rival, siswa kelas IV SDN Basirih 10 sebagai pemimpin upacara yang kakinya terbenam lumpur disaat melaksanakan upacara bendera. [Instagram/@sugengsimple]

Hanya dengan demikian, bisa benar-benar mengatakan bahwa tidak meninggalkan siapa pun di belakang dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Meskipun kata Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, pernah melakukan bantuan setiap tahunnya.

Namun, dari informasi radarbanjarmasin.jawapos.com pada tahun 2023 bahwa jalan yang dibangun oleh pemerintah tak kunjung ada kemajuan atau belum dilanjutkan, sehingga masih menyisakan hamparan rawa. Alhasil, mau tidak mau para guru dan siswa menuju ke sekolahannya menggunakan jukung (perahu kecil).

Perahu itu pun pernah dapat bantuan dari organisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kalsel. Apalagi jam berbajarnya mengikuti pasang surut air. Disaat surut dan perahu mengalami perbaikan, aktivitas belajar mengajarnya harus dilakukan di rumah warga.

Adapun bantuan yang diterima di sekolahan tersebut seperti bantuan per-tahunnya dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya kebagian jatah Rp. 48 juta. Sedangkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, menyampaikan bahwa terkait peremajaan bangunan sekolah itu sulit akses dan membuat pembiayaannya membengkak.

Potret dua siswa menggunakan perahu kecil. [Instragram/@anajennytha]

Hasil laporan Kepala Sekolah SDN Basirih 10, Irnawati kepada wartawan radarbanjarmasin.post, mengungkapkan sudah teramat sering melaporkan kondisi tersebut ke Disdik Banjarmasin, untuk meminta bantuan meninggikan dan mengeraskan lapangan. Namun, itu hanya sekadar janji manis dari Disdik Banjarmasin.

Sedangkan dalam caption postingan Instagram @ibnusina bahwa anggaran untuk perbaikan atau pembenahan itu tidak terlalu besar. Tetapi, kenapa pihak terkait kurang sigap dalam hal tersebut?

Selain itu, SDN Basirih 10 dibilang unik dan mempunyai ciri khas dengan mobilitas guru dan siswa yang menggunakan perahu kecil tersebut. Justru dalam kacamata penulis, itu bukan hal yang unik. Karena sekolah termasuk lembaga pendidikan bukan mainan, jadi dengan segala tantangan dan rintangan yang dilalui oleh guru dan siswa bukan suatu keunikan.

Potret salah satu siswa SDN Basirih 10 bersama orang tuanya menggunakan perahu kecil untuk ke sekolahannya. [pojokbanua.com/Nisa]

Selanjutnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Banjarmasin, pernah berjanji untuk menindak lanjuti permasalah yang terjadi bagi guru dan siswa SDN Basirih 10 itu, terutama dari segi akses jalan, dan janjinya akan dilakukan pada bulan Januari atau Februari 2023. Namun, apakah janji itu sudah ditepati atau tidak? 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak