Di
sebuah pelosok yang dekat dengan kota, terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang berdiri teguh meski berada dalam
kondisi yang penuh tantangan. Sekolah bernama SDN Basirih 10 ini berada di
daerah yang akses jalannya hanya bisa dilalui melalui jalur air. Meskipun
demikian, semangat belajar para siswa di sekolah ini tidak pernah surut.
Kemudian,
kondisi fisik sekolahnya jauh dari ideal seperti halaman sekolah sering kali
dipenuhi tanah berair (becek), sehingga halamannya menjadi berlumpur. Kondisi
tersebut, membuat pakaian siswa kotor dengan kegiatan upacara bendera atau
olahraga.
Pendidikan
adalah hak setiap anak, di mana pun mereka berada. Sekolah ini adalah simbol
dari keteguhan semangat dalam menghadapi keterbatasan. Tetapi, agar mimpi
mereka bisa terwujud, dukungan dan perhatian dari semua pihak sangat
diperlukan. Dengan perbaikan akses, teknologi, dan infrastruktur, diharapkan
para guru dan siswa di sekolah bisa merasakan pendidikan yang lebih baik dan
setara dengan anak-anak di kota besar.
Hanya
dengan demikian, bisa benar-benar mengatakan bahwa tidak meninggalkan siapa pun
di belakang dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Meskipun kata Wali Kota
Banjarmasin, Ibnu Sina, pernah melakukan bantuan setiap tahunnya.
Namun,
dari informasi radarbanjarmasin.jawapos.com pada tahun 2023 bahwa jalan yang
dibangun oleh pemerintah tak kunjung ada kemajuan atau belum dilanjutkan,
sehingga masih menyisakan hamparan rawa. Alhasil, mau tidak mau para guru dan
siswa menuju ke sekolahannya menggunakan jukung (perahu kecil).
Perahu
itu pun pernah dapat bantuan dari organisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
(IWAPI) Kalsel. Apalagi jam berbajarnya mengikuti pasang surut air. Disaat
surut dan perahu mengalami perbaikan, aktivitas belajar mengajarnya harus dilakukan
di rumah warga.
Adapun
bantuan yang diterima di sekolahan tersebut seperti bantuan per-tahunnya dari
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya kebagian jatah Rp. 48 juta.
Sedangkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, menyampaikan bahwa
terkait peremajaan bangunan sekolah itu sulit akses dan membuat pembiayaannya
membengkak.
Hasil
laporan Kepala Sekolah SDN Basirih 10, Irnawati kepada wartawan
radarbanjarmasin.post, mengungkapkan sudah teramat sering melaporkan kondisi
tersebut ke Disdik Banjarmasin, untuk meminta bantuan meninggikan dan
mengeraskan lapangan. Namun, itu hanya sekadar janji manis dari Disdik
Banjarmasin.
Sedangkan
dalam caption postingan Instagram @ibnusina bahwa anggaran untuk
perbaikan atau pembenahan itu tidak terlalu besar. Tetapi, kenapa pihak terkait
kurang sigap dalam hal tersebut?
Selain
itu, SDN Basirih 10 dibilang unik dan mempunyai ciri khas dengan mobilitas guru
dan siswa yang menggunakan perahu kecil tersebut. Justru dalam kacamata penulis,
itu bukan hal yang unik. Karena sekolah termasuk lembaga pendidikan bukan
mainan, jadi dengan segala tantangan dan rintangan yang dilalui oleh guru dan
siswa bukan suatu keunikan.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Banjarmasin, pernah berjanji untuk menindak lanjuti permasalah yang terjadi bagi guru dan siswa SDN Basirih 10 itu, terutama dari segi akses jalan, dan janjinya akan dilakukan pada bulan Januari atau Februari 2023. Namun, apakah janji itu sudah ditepati atau tidak?