Sumber foto: Instagram @effendyghazali_
Seiring berjalan waktu sambil menikmati segelas kopi dan mengisap sebatang rokok serta duduk sambil kaki bersila yang perlu diluruskan dengan berdiri. Ketika itu, beliau menjelaskan materi tersebut, ada dawuh dari beliau yang membuat peserta termotivasi. “Bentuk ketidakmampuan kita sebagai makhluk,” dawuh beliau ketika itu.
Dari pemahaman saya yang masih kurang dalam atau bisa dibilang abal-abal. Maksud yang diatas saya mencoba memahaminya, sebelum kita melangkah lebih jauh sebaiknya berniat dan berdoa. Jangan sampai lupa kepada orang tua kita lebih-lebih guru kita.
Di samping itu, beliau juga mengajak kawan-kawannya dengan bersama-sama atau mengingatkan orang yang ada disekitarnya pada waktu itu, untuk ngalap barakah dengan berziarah terutama ke-maqbarah pendiri dan para masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid, agar kita sebagai santrinya didoakan oleh pendiri dan para masyayikh PP. Nurul Jadid.
Selain itu, perlu kita ketahui bahwa manusia merupakan salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT. Hamba yang tidak memiliki daya kekuatan tanpa diberi kekuatan oleh Maha Kuasa, maka dari itu manusia tidak bisa bergerak dengan sendirinya.
Didalam Al-Quran Allah SWT berfirman yang artinya; Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [QS: ar-Rum ayat 54].
Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam kitab Thariqul hijratain. “Yang benar bahwa kelemahan di sini mencakup semuanya secara umum. Kelemahannya lebih dari hal ini dan lebih banyak. Manusia lemah badan, lemah kekuatan, lemah keinginan, lemah ilmu dan lemah kesabaran.” Wallahu a’alam bishawab.